Sabtu, 07 November 2015

MATEMATIKA DISKRIT “ Logika Proposisi) ”


MAKALAH
MATEMATIKA DISKRIT
Logika Proposisi)
DOSEN PENGAMPU : H. AKMALUDIN, M.Pd



OLEH
                                               NAMA             : Muh Taufik
                                               NIM                 : 14.48.55.095
                                               SEMESTER   : III.c
                                               PRODY           : TI


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(STMIK)

SYAIKH ZAINUDDIN NW ANJANI LOMBOK TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2015/2016




Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah subhanahu Wa Ta’ala yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini walaupun  dalam bentuk yang sederhana. Shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah S.A.W yang telah menunjukkan kita kepada jalan-jalan kebaikan dan pemahaman ilmu yang benar kepada kita.
Terimakasih kepada Bapak,selaku dosen  pembimbng,yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah  ini. Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membaca dan mempelajarinya. Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah matematika Diskrit. Kami berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Berkat Rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah singkat ini dengan judul “Logika Proposisi”.
Akhirnya penulis menyadari bahwa sebagai hamba Allah,tentunya tidak luput dari  keterbatasan dan kekhilafan. Oleh karena itu jika terdapat suatu kebenaran dari makalah ini,tentunya itu datang dari Allah,namun jika ada kekeliruan dan kekurangan maka semata-mata adalah kekurangan dan kesalahan penulis. Dan maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari siapapun demi perbaikan makalah ini di masa mendatang dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. aamiin…

                                                                                   Anjani,04 Oktober 2015

                                                                                                           penulis


DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A.               Latar Belakang.................................................................. 1
B.               Rumusan Masalah.............................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
A.               Pengertian Konjungsi........................................................ 3
B.               Pengertian Disjungsi.......................................................... 8
C.               Pengertian Negasi.............................................................. 9
BAB III PENUTUP................................................................................. 26
3.1              Kesimpulan........................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Telah kita ketahu, Logika mempelajari cara bernalar yang benar dan kita tidak bias melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi premisnya. Bila kita bandingkan dengan sebuah bangunan, premis itu adalah batu, pasir dan semennya; sedangkan proses penalaran itu dapat kita samakan dengan bagan atau arsitekturnya. Dengan semen, batu dan pasir serta arsitekturnya yang baik akan dihasilkan bangunan yang indah dan kokoh, dengan premis yang dapat dipertanggungjawabkan dan melalui proses penalaran yang sah akan dihasilkan kesimpulan yang benar.
Premis-premis di mana Logika bergelut berupa pernyataan dalam bentuk kata-kata , meskipun dalam penyelidikan lebih lanjut dijumpai pernyataan dalam bentuk kata-kata, meskipun dalam penyelidikan lebih lanjut dijumpai pernyataan dalam rumus-rumus.
Pernyataan pikiran manusia adakalanya mengungkapkan keinginan, perintah, harapan, cemooh, kekaguman dan pengungkapan realitas tertentu baik dinyatakan dalam bentuk positif maupun bentuk negatif.

B.     Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
a.       Apa yangdi mksud dengan konjungsi
b.      Bagaimana pentuan nilai kebenaran dalam konjungsi
c.        Apa yang di maksud dengan disjugsi
d.      Bagaimana penentuan nilai kebenaran dalam disjungsi
e.       Apa yang di maksud dengan Negasi
f.       Bagaimana penentuan nilai kebenaran dalam Negasi




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Konjungsi
Suatu pernyataan majemuk yang di bentuk dengan cara menggabungkan dua  pernyataan tunggal yang di hubungkan dengan kata perangkai “dan”,di sebut konjungsi (conjunction). Sedangkan pernyataan-pernyataan tunggal pembentuknya di sebut konjung-konjung (komponen-komponen).
Dalam logika matematika, operasi konjungsi yaitu kata “dan” yang berfungsi sebagai penghubung dua pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk di simbolkan dengan tanda “^” atau “.” (dot)

Contoh 1

1.      Diketahui Pernyataan:
P : 10-5 = 5
Q : 5 adalah bilangan prima
Kalimat konjungsinya : 10-5 =5 dan 5 adalah bilangan prima

2.      Diketahiu pernyataan:
P : Lombok Adalah Pulau seribu Masjid
Q : 4+4 = 8
Kalimat Konjungsinya Lombok Adalah Pulau seribu Masjid dan 4+4= 8    
Dalam membentuk pernyataan majemuk tidaklah di haruskan bahwa pernyataan-pernyataan yang di gabungkan satu sama lainnya memiliki suatu arti. Seperti halnya contoh 1 bagian b di atas. Antara pernyataan tunggal yang satu dan yang lainnya tidak memiliki kaitan arti apa-apa. Hal ini berlaku pula untuk kalimat-kialimat majemuk lain yang di bentuk oleh operasi-operasi logika lainnya.
*      Penentuan Nilai Kebenaran Dalam Konjungsi
Suatui pernyataan majemuk sama seperti pernyataan tunggal,adakalanya mempunyai nilai kebenaran “benar atau salah”. Tidak kedua-duanya pada saat yang sama. Nilai kebenaran suatu pernyataan majemuk bergantung pada nilai kebenaran konjung-konjungnya.yaitu nilai kebenaran dari pernyataan-peryataan asalnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut :
Contoh 2

Di ketahui pernyataan :
P : Taufik adalah seorang Lelaki yang pandai
Q : Taufik adalah seorang Lelaki yang Tampan
P ^ Q : Taufik adalah seorang Lelaki yang pandai dan Tampan

            Sekarang akan di cari nilai kebenaran penyataan-pernyataan majemuk P ^ Q, jika nilai kebenaran dari komponen-komponennya yaitu P  dan Q di ketahui. Dalam hal ini,jelas bahwa jika P dan Q benar,maka P,Q dua-duanya benar. Demikian pula, jika P dan Q masing-masing merupakan pernyataan yang salah , maka dengan sendirinya P ^ Q salah pula. Secara umum berlaku definisi berikut.

DEFINISI : Sebuah konjungsi di katakan benar jika kedua komponennya bernilai  benar, dan akan bernilai salah jika salah satu atau kedua komponennya bernilai salah.
Dalam bentuk tabel kebenaran definisi tersebut dapat kita lihat seperti berikut:
P
Q
P^Q
B
B
B
B
S
S
S
B
S
S
S
S
                        Gambar 1.0
Ket:
B : Benar
C : Salah
P,Q : adalah Pernyataan

Contoh 3

a.       Di ketahui pernyataan:
P : Semua bilangan ganjil merupakan bilangan bulat (B)
Q : Semua bilangan genap merupakan bilangan bulat (B)
P ^ Q : Semua bilangan ganjil dan bilangan genap merupakan bilangan  bulat   (B)
b.      Di ketahui pernyataan:
P : 2 + 3 ≠ 7 (B)
Q : 0 adalah bilangan ganjil (S)
P ^ Q : 2 + 3 ≠ 7 dan 0 adalah bilangan ganjil (S)
c.       Di ketahui pernyataan:
P : Gili Trawangan termasuk wilayah NTB. (S)
Q : Kampus dua IAIN Mataram berada di Jempong. (S)
 P ^ Q : Gili Trawangan termasuk wilayah NTB dan Kampus dua IAIN Mataram berada di Jempong.(S) 

B.     Disjungsi
Disjungsi merupakan suatu pernyataan majemuk yang terdiri dari dua pernyataan tunggal yang di gabungkan dengan menggunakan kata hubung “atau”. Dan masing-masing dari dua pernyataan tersebut di sebut disjung-disjuung (alternative).
Dalam logika matematika “atau” dilambangkan dengan “v”. Disjungsi antara pernyataan p dan q dapat di tuliskan dengan “P v Q” yang di baca “P atau Q”.

*      Penentuan Nilai Kebenaran Disjungsi
Dalam kehidupan sehari-hari kata “atau”m dapat berarti salah satu atau kedua-duanya, dapat pula berarti salah satu atau tidak kedua-duanya.dari pengertian kata atau di atas maka muncul dua macam disjungsi,yaitu:
a.       Disjunngsi eksklusif
Pada disjungsi eksklusif Dua pernyataan bernilai benar jika hanya ada salah satu pernyataan yang bernilai benar. Disjungsi eksklusif dua pernyataan P dan Q di tulis dengan “p v q”(pada tanda atau teradapat garis di bawah simbol “v” ).
Contoh 1 :
Contoh kalimat disjungsi eksklusif:
“saya yang pergi atau kamu yang pergi”

Pembahasan contoh 1 :
Kata atau dari kalimat ini berfungsi sebagai penghubung yang memisahkan pernyataan satu  dari yang lain. Yaitu “saya pergi” atau “anda yang pergi”. Dalam pernyataan ini tidak mungkin “saya  dan anda yang akan pergi” tetapi haruslah satu “saya atau anda yang pergi”.
b.      Disjungsi inklusif
Di katakan disjungsi inklusif apabila kedua pernyataan bernilai benar,dan paling sedikit hanya satu dari dua peryataan yang bernilai benar. Disjunngsi inklusif dari p dan q ditulis “p v q”.
Contoh 2 :
Contoh kalimat disjungsi inklusif :
 “ia sedang bercerita atau ia sedang memberikan pelajaran”
Pembahasan contoh 2:
Kata “atau” disini dapat membenarkan kedua pernyataan ini. Atau mencakup bagian-bagiannya, sebab orang bisa memberikan pelajaran sambil bercerita.
Berikut tabel kebenaran dari disjungsi inklusif dan disjungsi eksklusif:
DISJUNGSI INKLUSIF
DISJUNGSI EKSKLUSIF
P
Q
P V Q
P
Q
P V Q
B
B
B
B
B
S
B
S
B
B
S
B
S
B
B
S
B
B
S
S
S
S
S
S
Gambar 1.1

C.    Negasi atau Ingkaran
Negasi adalah suatu pernyataan yang memiliki nilai salah atau benar,dan dalam suatu pernyataan tidak dapat memiliki dua nilai kebenaran sekaligus (salah dan benar).
*      Penentuan Nilai Kebenaran Negasi atau Ingkaran
Contoh 1
Diketahui pernyataan:
P : Ani kuliah di universitas kedokteran (B)
~P : tidak kuliah di universitas kedokteran (S)

Diketahui pernyataan :
A : Ida suka mangga ( B)
–a : Tidak benar bahwa Ida suka mangga (S)

P
~P
B
S
S
B

















BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Secara etimologis kata logika berasal dari bahasa latin yaitu “logos” yang berarti kata,ucapan,atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan (kusumah 1986). Logika adalah cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih (tidak valid).
Dalam logika matematika ada sesbuah konsep dasar yang di sebut dengan  pernyataan. Pernyataaan terbagi atas dua yaitu : pernyataan tunggal dan pernyataan majemuk. Selain itu, dalam logika juga terdapat berbagai operasi logika. Dua di antaranya adalah : Konjungsi dan Disjungsi.
Konjungsi merupakan suatu gabungan dua pernyataan tunggal yang di hubungkan dengan kata perangkai “dan” yang di konotasikan dengan “p ^ q”. Nilai kebenaran dari suatu konjungsi akan bernilai benar jika kedua pernyataan bernilai benar, dan akan bernilai salah jika salah satu pernyataan atau kedua pernyataan bernilai salah.
Disjungsi merupakan pernyataan majemuk dari dua pernyataan,dengan menggunakan kata hubung “atau” dan di konotasikan dengan “p v q”. Disjungsi hanya akan  bernilai salah jika kedua pernyataan bernilai salah,selain daripada itu pernyataanya selalu bernilai benar. Namun ada dua jenis disjungsi yaitu disjungsi inklusif dan eksklusif.
Sebuah disjungsi inklusif (p v q) bernilai benar,jika paling sedikit satu komponennya berniali benar. Dan sebuah disjungsi eksklusif (p v q) bernilai benar, jika paling sedikit satu komponennya benar namunn tidak keduanya.




DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kodir, Dkk (1979). Matematika Untuk Sma . Jakarta : Depdikbud
Andi Hakim Nasution, Dkk (1994). Matemtika 2 Untuk Sekolah Menengah Umum. Jakarta : Balai Pustaka
Banuarso Tanuatmodjo, Dkk (1977). Matematika Jilid 1. Bandung : Bpg Tertulis. Depdikbud
Depdiknas (2002), Contextual Teaching And Learnig. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah.
Irving. M .Copi (1973), Symbolic Logic. Forth Edition. New York: Macmilan Publishing. Co. Inc
Karso (2003), Pengantar Dasar Matematika. Jakarta: Pusat Penerbita Universitas Terbuka Depdiknas.
Lilik Hendra Jaya Dan Ismail (1975), Matematika Untuk Sla Sederajat. Bandung : Ganeca Science Book Leries.
Osman Arif (1978), Logika Simbol (Logika Modern), Jakarta,Surabaya : Pt. Bina Ilmu.
Ruseffendi E.T (1979),Dasar-Dasar Matematika Modern Untuk Guru, Edisi Ketiga. Bandung : Tarsito
Wahyudin (1984), Pengantar Sistem Matematika. Bandung : Epsilon Grup
Wirodikromo,Sartono (2006). Matematika Untuk Sma Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlannga.
Wibisono , Samuel (2004). Matematika Diskrit . Yogyakarta : Graha Ilmu
Kurnianingsih , Sri (2001). Matematika Sma Untuk Kielas X ,Jakarta : Penerbit Erlangga